
Permintaan Pasar Makanan dan Buah Indonesia Bercita Rasa Khas ke Tiongkok Sangat Tinggi
JAKARTA – Potensi pasar Tiongkok bagi produk-produk Indonesia cukup besar. Salah satunya permintaan pasar makanan dan buah-buahan yang memiliki cita rasa yang khas, sangat tinggi. Namun ada persyaratan ketat untuk menembus pasar Tiongkok.
“Tiongkok sangat ketat sekali dalam menerima barang yang akan masuk ke negaranya. Maka sebelum melakukan ekspor ke sini, penuhi dulu regulasinya. Indonesia memiliki peluang besar dan kekuatan untuk masuk ke Tiongkok. Salah satunya makanan dan buah-buahan yang memiliki cita rasa yang khas, sehingga permintaan pasarnya sangat tinggi,” ucap Atase Perdagangan KBRI Beijing, Budi Hansyah dalam webinar ‘Potensi Ekspor dan Tantangan Bagi Eksportir Untuk Menembus Pasar Tiongkok’ yang digelar Mats Internasional Indonesia (MII) bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat.
Budi Hansyah memaparkan sejumlah strategi dan trik untuk dapat menjangkau pasar Tiongkok. “Strategi menembus pasar ekspor ke Tiongkok antara lain adalah terdaftar di sistem GACC, Registrasi CIFER untuk produk makanan dan minuman, serta melakukan audit GACC, serta melengkapi berbagai sertifikasi dan dokumen lain yang dibutuhkan,” papar Budi.
Terkait itu, Vice President MII, Zainal Abidin menyampaikan pesan President & CEO MII, Sriyono B Seobianto patut bersyukur, bisnis ekspor impor Indonesia selalu mendapatkan dukungan penuh oleh Pemerintah. Hal ini dikarenakan besarnya pengaruh terhadap pendapatan dan neraca perdagangan Negara.
“Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024 membukukan surplus sebesar USD 2,24 miliar. hasil yang menggembirakan dan membanggakan, untuk itu MII mempunyai tanggung jawab besar untuk membangun negeri lewat neraca perdagangan“ tutur Zainal.
Kadisperindag Jabar diwakili oleh Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Mochamad Lukmanul Hakim menyampaikan, Pemprov Jabar memiliki empat strategi ekpor, yaitu diantaranya peningkatan citra produk ekspor, penguatan jejaring ekspor, promosi dagang, dan digitalisasi. Selain itu kolaborasi dengan pihak swasta juga menjadi penting mengingat efisiensi anggaran yang sedang digalakan oleh pemerintah.
“Kami juga berharap peran serta MII di Jawa Barat dapat mendongkrak pelaku usaha ekspor untuk semakin memperluas pasar,” kata Lukmanul.
Head Business Unit MII Heri Abdul Rachman juga memaparkan bahwa MII memitigasi setiap pengiriman barang eksportir ke negara tujuan agar barang tersebut dapat tiba tepat waktu, sehingga menjamin proses bisnis para eksportir berjalan lancar.
“Kami optimis akan terjadi kenaikan eksportir dari sektor UMKM Indonesia yang menembus pasar Tiongkok karena adanya beberapa persyaratan yang lebih memudahkan untuk para eksportir setelah Indonesia menjadi anggota tetap BRICS pada awal tahun 2025,” ujar Heri.
Artikel ini telah tayang di investor.id