
Peran Senyap Mitra Logistik dalam Mendorong Kemandirian Teknologi Pertahanan RI
Jakarta, 15 Juni 2025 — Upaya Indonesia menuju kemandirian teknologi pertahanan tidak hanya bertumpu pada inovasi dan produksi alat utama sistem senjata (alutsista), tetapi juga ditopang oleh peran penting mitra logistik yang bekerja senyap di belakang layar.
Meski jarang tersorot, perusahaan-perusahaan logistik memainkan peranan vital dalam menjaga kelancaran distribusi bahan baku, komponen strategis, hingga produk jadi ke berbagai wilayah di Tanah Air. Tanpa peran ini, berbagai proyek pertahanan nasional, termasuk pengembangan teknologi dan manufaktur alutsista dalam negeri, dapat terhambat.
Kemandirian teknologi pertahanan bukan hanya soal kemampuan produksi, tetapi juga tentang bagaimana sistem logistik mendukung kelangsungan rantai pasok secara efisien. Bahan mentah, suku cadang, dan perangkat elektronik banyak yang masih harus didatangkan dari luar negeri, memerlukan penanganan logistik yang cermat dan sesuai regulasi.
“Logistik bukan sekadar urusan pengiriman barang. Dalam industri pertahanan, ia adalah urat nadi. Kolaborasi kami dengan MII bukan cuma memperlancar distribusi, tapi menjaga keberlanjutan teknologi dan program nasional,” ujar Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dalam keterangan pers, Minggu (15/6/2025).
Dalam kerja sama dengan mitra asing, salah satu fokus utama adalah alih teknologi. Perusahaan logistik berperan memfasilitasi masuknya komponen luar negeri yang menjadi bagian dari proses transfer teknologi kepada industri pertahanan dalam negeri.
Selain itu, mitra logistik juga membantu distribusi produk hasil produksi ke unit-unit TNI di seluruh Indonesia, termasuk wilayah terpencil. Tantangan geografis Indonesia yang luas menjadikan peran mereka makin strategis.
Meski peranannya penting, sektor logistik pertahanan masih menghadapi sejumlah kendala, antara lain keterbatasan bahan baku lokal, infrastruktur logistik yang belum merata, serta hambatan regulasi impor komponen strategis.
Agar kemandirian pertahanan bisa benar-benar terwujud, sinergi antara lembaga litbang, industri pertahanan, dan mitra logistik perlu diperkuat. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk regulasi dan insentif logistik juga sangat diperlukan.
Perusahaan logistik mungkin tidak terlihat di garis depan pertahanan, tetapi mereka adalah tulang punggung yang menjaga rantai pasok tetap berjalan. Dalam era ketika kemandirian pertahanan menjadi prioritas nasional, keberadaan mitra logistik yang andal dan adaptif adalah aset strategis yang tak bisa diabaikan.
Direktur Utama MII Sriyono B Soebianto menyebut, penghargaan dari PTDI sebagai motivasi untuk terus menjaga standar profesional dan inovatif. “Kami sadar, tugas kami bukan sekadar mengantar barang. Tapi menjaga irama industri agar tetap bergerak dalam orbitnya. Dan itu tanggung jawab besar,” katanya.
Artikel ini telah tayang di Investordaily